Artis Musik di Pesta Demokrasi
Memasuki tahun politik 2024, disaat penyelenggaraan pesta demokrasi Indonesia akan berlangsung, hampir semua partai politik mengincar artis musik. Hal ini lumrah terjadi, karena sudah berlangsung dari jaman orde baru.
Sudah seperti tradisi, pesta demokrasi di setiap PEMILU, semua artis musik menjadi rebutan partai-partai politik. Artis-artis musik ini bisa menjadi caleg (calon legislatif) atau menjadi juru kampanye. Popularitas mereka tentu diharapkan dapat mendulang suara partai.
Kenapa pilih artis musik? Dalam pandangan saya, musik itu sendiri mengandung bunyi-bunyian. Apa yang disajikan artis musik akan mudah menarik perhatian banyak orang, bahkan menjadi fanatisme.
Selain itu, musik juga menjadi media komunikasi politik masyarakat dalam menyalurkan kritik sosial dan politik. Ini juga yang dilakukan musisi dunia seperti Bono vokalis U2 dan Bob Dylan lewat lagu-lagunya.
Bahkan sekarang, hampir semua musisi luar dan dalam negeri liriknya protes terhadap kebijakan politik. Setidaknya dari sini kita bisa melihat betapa digdayanya para musisi dan karya-karya yang mereka hasilkan.
Dasarnya, artis musik itu punya banyak kelebihan, khususnya ketika masa pesta demokrasi datang. Selain penuh pesona daya tarik bagi calon pemilih. Artis musik juga punya daya magis dalam menembus telinga dan hati lewat lagu-lagu yang mereka nyanyikan.
Lewat dua alasan tadi, artis musik itu seakan menjadi makhluk yang paling mulia di panggung politik. Keberadaan mereka selalu menghiasi pesta demokrasi 5 tahun.
Namun apapun itu, artis musik adalah bagian dari entertainment atau hiburan dalam dunia politik, agar suasana tak kaku dan bisa mencair. Namanya juga pesta demokrasi politik, sudah pasti pesta akan lebih meriah jika ada artis musik.